Print this page

Fakultas Farmasi Unand Kembali Luluskan 92 Apoteker

10 Maret 2020

Padang (Unand) – Fakultas Farmasi Universitas Andalas kembali meluluskan 92 apoteker angkatan I tahun 2019 pada Program Studi Profesi Apoteker (PSPA). Pengambilan sumpah dilakukan oleh perwakilan Komite Farmasi Nasional (KFN) Dra. Suzana Indah Astuti, M.Si., Apt pada Senin (9/3) di ruang seminar gedung Convention Hall Kampus Unand Limau Manis Padang.

Sidang pengambilan sumpah apoteker Angkatan I tahun 2019 dihadiri oleh WR I, Dekan Fakultas Farmasi Unand, Ketua Komite Farmasi Nasional (KFN) yang diwakili oleh Dra. Suzana Indah Astuti, M.Si., Apt, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Dr. Yusransyah, M.Sc., A.Pt, , dan perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. 

92 orang  lulusan PSPA merupakan hasil seleksi dari Ujian Akhir Program dan UKAI yang diikuti oleh 94 peserta dengan persentasi kelulusan mencapai 98%. Ketua PSPA Fakultas Farmasi Unand Rahmi Yosmar, M.Farm, Apt mengatakan bahwa mulai angkatan I 2019 jumlah mahasiswa apoteker yang diterima maksimal 80 orang, karena berhubungan dengan pelaksanaan Ujian UKAI OSCE.

“Tahap pendidikan di kampus dilaksanakan sesuai dengan kurikulum dan program kerja yang telah ditetapkan berdasarkan SNPT dan Standar Kompetensi Apoteker Indonesia” ungkapnya. 

Lebih lanjut dikatakannya bahwa kegiatan selama pendidikan bukan hanya dilakukan di dalam kampus tetapi juga di luar kampus seperti praktek kerja profesi apoteker (PKPA) dan pengabdian kepada masyarakat.

“Pengabdian masyarakat dilaksanakan dalam bentuk Pekan Aksi Promotif Kefarmasian yang dilaksanakan di 6 lokasi kabupaten/kota di Sumatera Barat” ujarnya. Kegiatan pengabdian ini sekaligus sebagai implementasi Community Oriented Pharmacy Education (COPE). 

Perwakilan KFN Suzana Indah Astuti menyatakan bahwa seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian, terjadi pergeseran orientasi pelayanan kefarmasian dari pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif. 

Artinya tenaga kerja bidang kefarmasian tidak saja sebagai pengelola obat namun dalam pengertian yang lebih luas, mencakup pelaksanaan pemberian informasi untuk mendukung penggunaan obat yang benar dan rasional, monitoring penggunaan obat untuk mengetahui tujuan akhir serta kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan.

“Saat ini diperkirakan setiap tahun terdapat sekitar 300 merek obat baru. Dalam hal ini peran dan tugas apoteker sangat diperlukan untuk mengawal dan melindungi mansyarakat agar masyarakat tidak dirugikan”, ungkapnya.

Minimnya jumlah apoteker dan tidak diterapkan aturan secara tepat mengakibatkan pengawasan dan pelayanan obat kepada konsumen menjadi terabaikan. 

“Ada kalanya praktik kefarmasian dilakukan oleh orang – orang yang tidak memiliki kompetensi di bidang kefarmasian karena ketiadaan apoteker di tempat pelayanan suatu daerah. Oleh karena itu tenaga kompeten di bidang kefarmasian sangat dibutuhkan”, tutupnya.

Hal senada juga diungkapkan WR I Unand Prof. Mansyurdin. Menurut dia apoteker lulusan Unand sudah berkualitas dan mampu berkompetensi secara baik untuk mendapatkan pekerjaan, apalagi peluang kerja bagi lulusan apoteker Unand sangat terbuka luas.

“Namun hal terpenting bahwa saat ini ukuran keberhasilan tidak hanya diukur dari output seperti IPK dan masa studi, tapi juga outcome dan Impact di dunia kerja dan masayarakat”, ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakannya bahwa keberhasilan di dunia kerja tidak hanya dilihat dari hard skill tapi juga soft skill, teamwork, communication skill, problem solving dan attitude. “Ini perlu dilatih, sehingga kita bisa dihargai di dunia kerja”ujarnya.

“Nanti kalau kita sudah PTN-BH, salah satu indikator yang dilihat adalah pendapat dunia kerja atau pengguna lulusan terhadap alumni unand”, tambahnya.

Saat ini unand juga berupaya meningkatkan prodi terakreditasi internasional, karena target untuk menjadi PTN-BH Unand harus Internasionalisasi. Fakultas Farmasi Unand sudah mendapatkan akreditasi A (S1), dan pekan lalu (3/3) Fakultas Farmasi mestinya sudah di visitasi oleh tim asesor AUN-QA tapi harus ditunda karena wabah Corona Virus Disease 19 (COVID-19).

“Semoga wabah ini segera mereda sehingga bisa dilakukan visitasi secepatnya”, ungkapnya. 

Selain AUN-QA, unand juga mendorong Fakultas Farmasi untuk akreditasi internasional melalui ASIIN (Accreditation Agency for Degree Programs in Engineering, Informatics/Computer Science, the Natural Sciences and Mathematics). 

“Melalui target ini, harapannya Unand segera go internasional khususnya prodi di fakultas Farmasi dan prodi lainnya yang akan kita canangkan” tutupnya.

 

Sumber

Humas dan Protokol Unand

Read 1421 times Last modified on Selasa, 10 Maret 2020 04:26